“MESIAS: SANG RAJA-GEMBALA”
— No.: 51/12/XXVI/2025 | Minggu, 21 Desember 2025| Bahan: Matius 2:5-6 dan Mikha 5:1 –—
Jemaat yang terkasih tidak terasa kita sudah memasuki Minggu Advent ke-empat. Memasuki minggu advent ke-empat kita sebagai gereja diajak masuk semakin dalam ke dalam keheningan penantian yang kudus. Di saat dunia sibuk mencari yang besar, kuat, dan gemerlap, Firman Tuhan justru mengarahkan hati kita kepada Betlehem—sebuah kota kecil yang nyaris tidak diperhitungkan. Dari tempat yang sunyi inilah Allah memilih menghadirkan Mesias-Nya. Melalui nubuat Mika dan kesaksian Injil Matius, kita disadarkan bahwa karya keselamatan Allah sering lahir bukan dari sorak-sorai kekuasaan, melainkan dari kerendahan, ketaatan, dan kesediaan untuk dipakai. Inilah awal dari pewahyuan tentang Mesias yang datang sebagai Raja, namun sekaligus sebagai Gembala—Raja yang hadir bukan untuk ditinggikan, melainkan untuk menuntun dan menggembalakan umat-Nya dengan kasih.
Namun Firman Tuhan tidak hanya berhenti pada kisah tentang tempat kelahiran Mesias atau keheranan kita akan kerendahan Betlehem. Firman ini menuntun kita lebih jauh untuk memahami “Siapakah Mesias itu dan Bagaimana Ia memerintah”. Raja yang dijanjikan Allah bukan sekadar Raja yang berkuasa, melainkan Raja yang menggembalakan; bukan yang memerintah dari kejauhan, melainkan yang hadir di tengah umat-Nya. Dari sinilah kita diajak masuk ke inti Firman hari ini: mengenal Mesias sebagai Raja-Gembala. Dia yang memimpin dengan kasih, menjaga dengan kesetiaan, dan memulihkan hidup umat-Nya. Di bawah penggembalaan-Nya, penantian Advent kita tidak hanya menunggu kelahiran-Nya, tetapi belajar mempercayakan seluruh hidup kita kepada pimpinan-Nya.
Jemaat yang terkasih, jika Mesias yang kita nantikan adalah Raja yang menggembalakan, maka kita perlu berhenti sejenak dan melihat bagaimana Allah menyatakan Raja yang demikian. Firman Tuhan tidak hanya memberitakan “Siapa” Mesias itu, tetapi juga “Cara Allah menghadirkan-Nya” ke dalam dunia. Dari Betlehem yang sunyi, dari jalan yang sederhana, dan dari hati yang mau taat, Allah menyatakan pemerintahan-Nya yang berbeda dari logika dunia.
Karena itu, marilah kita menelusuri lebih dalam wajah Mesias yang dinyatakan Firman Tuhan bukan sebagai Raja yang jauh dan berjarak, melainkan sebagai “Gembala yang hadir, menuntun, dan memulihkan”. Melalui lima perenungan berikut ini, kita diajak untuk melihat bagaimana Sang Mesias datang, memerintah, dan menggembalakan umat-Nya, serta bagaimana penantian Advent ini membentuk cara kita hidup di hadapan-Nya.
Mesias: Sang Raja-Gembala
1.Allah yang Datang dari Keheningan
Dari tempat yang tidak mencolok inilah Allah memilih menghadirkan Sang Mesias. Allah menyatakan bahwa karya keselamatan-Nya tidak selalu lahir dari gemerlap dunia, melainkan dari kesediaan untuk rendah, diam, dan taat.
2.Raja yang Tidak Memerintah dengan Kekuasaan Dunia
Mesias yang dinubuatkan bukanlah raja yang mengejar tahta, melainkan Raja yang datang untuk melayani. Kekuasaan-Nya bukan untuk menaklukkan, tetapi untuk menuntun. Ia tidak berdiri di atas umat-Nya, melainkan berjalan bersama mereka. Dalam diri Mesias, kita mengenal wajah Allah yang memimpin dengan kasih, bukan dengan ketakutan.
3.Gembala yang Mengenal dan Mengumpulkan Umat-Nya
Sebagai Raja-Gembala, Mesias mengenal umat-Nya satu per satu. Ia mencari yang hilang, menguatkan yang lemah, dan memeluk yang terluka. Ia menggembalakan bukan dari kejauhan, tetapi dari kedekatan. Di hadapan-Nya, tidak ada hidup yang terlalu kecil atau terlalu rusak untuk dipulihkan.
4.Pemerintahan yang Menghadirkan Damai Sejahtera
Mikha menubuatkan bahwa pemerintahan Sang Mesias menghadirkan damai sejahtera sejati, bukan sekadar ketiadaan konflik, melainkan keutuhan hidup. Di bawah penggembalaan-Nya, umat dibawa kembali kepada relasi yang benar dengan Allah, sesama, dan diri sendiri. Damai itu bertumbuh ketika kita percaya dan menyerahkan hidup di bawah tuntunan-Nya.
5. Penantian yang Mengubah Cara Hidup
Menanti Mesias di Advent IV bukanlah penantian yang pasif. Kita dipanggil untuk membentuk hati mengatakan “ya” kepada pimpinan Sang Raja-Gembala. Kita belajar mendengar suara-Nya, mengikuti langkah-Nya, dan membiarkan hidup kita digembalakan oleh kasih-Nya. Dalam penantian inilah, kita disiapkan menyambut Dia yang datang membawa terang.
Maka dari itu di khotbah pagi ini, jemaat Tuhan dapat memahami bahwa Yesus sebagai Raja-Gembala. Mesias yang datang untuk memulihkan relasi antara Allah dan umat-Nya. Ia mengumpulkan yang tercerai-berai, memberi arah bagi yang kehilangan harapan, dan menghadirkan damai sejahtera yang lahir dari ketaatan kepada kehendak Allah. Dalam diri-Nya, kuasa dan belas kasih bertemu; keadilan dan kasih berpelukan. Inilah pemerintahan Allah yang dinantikan, bukan yang menakutkan, tetapi yang menyembuhkan.
Maka di Advent ke-empat ini, penantian kita tidak lagi pasif. Kita dipanggil untuk membuka hati dan hidup dibawah kepemimpinan Sang Raja Gembala. Menanti Mesias berarti belajar mendengar suara-Nya, berjalan di jalan-Nya, dan menjadi bagian dari karya penggembalaan-Nya di dunia. Selamat menyambut Sang Raja-Gembala dan Mesias yang lahir. Sambutlah! Amin!
Oleh: Ev. Yonathan Setiawan
Recommended Posts
“MEMBERITAKAN KABAR KESELAMATAN DARI ALLAH”
December 13, 2025
“KESELAMATAN-NYA DEKAT PADA ORANG-ORANG YANG TAKUT AKAN DIA”
December 06, 2025
“PERSIAPKANLAH JALAN UNTUK TUHAN”
November 29, 2025

