“HIDUP DI HADAPAN ALLAH (CORAM DEO)”

—- No.: 24/06/XX/2019 | Minggu, 16 Juni 2019 | Hosea 1:1-12  —-

Coram Deo berarti: di hadapan Allah. Alkitab versi Vulgata, mencatat 28 kata coram Deo (Kej. 6:11; 1Taw. 13:8, 10; Mzm. 56:14; Luk. 24:19; Kis. 8:21; Rm. 14;22 dst.). Menariknya adalah tidak ada kata coram Deo di kitab Hosea! Meski demikian bukan berarti coram Deo tidak bisa dibahas melalui kitab Hosea. Pengakuan akan adanya Allah dan bagaimana kita sebagai orang percaya hidup sesuai dengan kehendak Allah adalah hal yang penting dalam kaitan dengan coram Deo. Di titik seperti inilah coram Deo sangat kuat muncul dalam kehidupan nabi Hosea.

Hosea hadir sebagai simbol kehadiran Allah. Apa yang dilakukan Hosea merupakan ungkapan hati Allah kepada umat-Nya. Hosea belajar hidup coram Deo dengan benar. Apa yang diinginkan Allah, ia lakukan, meski dalam pandangan manusia hal tersebut tidak masuk akal, tidak mudah dimengerti dan dipahami.

Apa yang Hosea lakukan? Setidaknya ada 3 hal, yaitu:

1.  Menikahi Gomer (ayat 2-3)

Hosea diperintahkan Tuhan menikah dengan seorang perempuan sundal. Hosea mengambil Gomer sebagai istrinya. Perintah Tuhan sepertinya tidak masuk akal dan terkesan ingin menjerumuskan Hosea. Tetapi itu tidak berlaku bagi Hosea, ia taat dan melaksanakan perintah Tuhan.

2. Memperanakkan Yizreel (ayat 3-5)

Mendapatkan anak dari seorang perempuan sundal mungkin bukanlah berita bagus dan membanggakan. Bagi Hosea, Yizreel adalah anak yang diinginkan Tuhan. Hosea belajar hidup coram Deo dengan setia.

3. Dikarunia Lo-Ruhama dan Lo-Ami

Arti dari Lo-Ruhama ialah “tidak disayangi” sedangkan Lo-Ami berarti “bukan umat-Ku.” Dari petunjuk arti nama, kemungkinan memang ini bukan anak Hosea. Benar, mereka lahir dari rahim Gomer tetapi bukan dari benih Hosea.

Inilah kehidupan Hosea, anak Allah yang belajar hidup benar coram Deo. Memang tidak mudah hidup di hadapan Allah. Apakah Allah tidak berlaku baik terhadap Hosea? Mengapa Hosea harus diperlakukan sedemikian? Dan masih banyak pertanyaan lagi jika mau ditulis di sini.

Apa yang menjadi pikiran Allah tidak mudah terselami bagi manusia. Belajar dari bagian ini, sesungguhnya seperti yang dipikir, dirasakan dan dialami Hosea adalah yang dipikir, dirasakan dan dialami Allah terhadap umat-Nya. Umat-Nya berkhianat dengan melakukan persundalan dengan menyembah kepada dewa-dewa. Mereka melakukan kekejian di mata Tuhan. Tetapi Allah tetapi setia terhadap umat-Nya. Allah sungguh menyayangi umat-Nya. Allah ingin umat-Nya kembali berbalik kepada-Nya. Ada konsekuensi berat bila umat Allah tidak mau berbalik kepada-Nya. Allah itu kasih tetapi Allah juga murka terhadap dosa. Amin.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *