“GARAM DAN TERANG DUNIA”
by Pdt. Eddy SS
—- No.: 39/9/XXI/2020 | Minggu, 27 September 2020 | Matius 5:13-16 —-
Tuhan Yesus memberi pujian yang tertinggi kepada murid-murid/orang-orang ketika Dia berkata: “kamu adalah garam dan terang dunia.” Dalam mengungkapkan identitas-Nya, Tuhan Yesus berkata bahwa “Aku adalah (ego eimi)…” Bagian ini dapat diartikan bahwa garam dan terang dunia adalah identitas dari orang percaya. Kamu adalah berbicara tentang siapa orang itu, bukan orang itu harus menjadi apa. Identitas yang melekat kepada orang percaya, tidak bisa tidak.
Sebagaimana garam, orang percaya sudah seharusnya memberi manfaat sebagai pengawet yang mencegah kebusukan. Di tengah dunia yang “membusuk” sekalipun, orang percaya bertanggung jawab menjadi pengawet. Orang percaya juga didorong menjadi pemberi rasa dalam hidup bermasyarakat. Hidup yang dirasakan keberkatannya bagi masyarakat. Selain itu seperti fungsi garam, orang percaya dapat membuat orang haus datang kepada Yesus.
Terang menyadarkan orang akan kegelapan yang ada. Dengan adanya terang, penyebab kegelapan dapat diungkapkan sehingga keadaan dapat diubah menjadi terang. Kegelapan hanya dikalahkan oleh terang, kegelapan tersingkir oleh terang.
Masalah yang harus dipikirkan adalah bagaimana garam dan terang tersebut dapat berfungsi dengan baik. Garam tidak boleh menjadi tawar (moraino; tasteless, foolish) sedangkan terang ditaruh di tempat di mana kegelapan berada dan terang tidak disembunyikan. Garam dan terang lebih menekankan pada fungsi daripada bentuknya. Keberkatannya terlihat dari fungsi yang dijalankannya.
Menarik memperhatikan ayat ini berada. Diapit oleh berbahagia apabila mengalami aniaya dan kewaspadaan terhadap kemunafikan. Tata letak ini setidaknya mengingatkan kita semua bahwasanya menjadi garam dan terang dunia itu ada risikonya. Bisa saja aniaya itu timbul pada saat fungsi garam dan terang muncul. Perlu hikmat Tuhan dalam menyikapi hal ini. Yang tidak kalah penting adalah orang percaya diingatkan agar dalam menjalan fungsi tersebut tidak berlaku dengan munafik. Tujuan dari pelaksanaan fungsi itu semua adalah agar hidup orang percaya memuliakan Bapa di sorga (ayat 16). Ini tidak dapat ditempuh dengan cara kemunafikan. Amin.
Oleh: Pdt. Eddy SS
Recommended Posts
“HIDUP BERDASARKAN IMAN!”
March 15, 2025
“AWASILAH DIRIMU DAN AWASILAH AJARANMU!”
March 08, 2025
“JIKALAU ENGKAU ANAK ALLAH”
March 01, 2025