“KEKUDUSAN, BERKAT DI MASA DEPAN”

—- No.: 26/6/XXIII/2022 | Minggu, 26 Juni 2022 | Bahan: Ibrani 12:14 —-

“Tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” Mengapa kekudusan merupakan kualifikasi yang diperlukan agar bisa melihat Tuhan? Firman Tuhan memang memerintahkan kita begitu kuat untuk mengasihi, takut dan taat kepada Tuhan. Kita juga dituntut untuk berlaku adil, jujur, lemah lembut, pemaaf, berpikiran sorgawi, menyangkal diri dan rendah hati. Harus diakui manusia begitu lemah dan korup, lalu mengapa diperintahkan untuk menjadi manusia begitu religius yang boleh dikatakan tidak wajar? Sementara di bagian yang lain firman Tuhan menjelaskan bahwa orang Kristen yang baik sekalipun tidak pernah dapat diselamatkan melalui kekudusan pribadi. Perbuatan yang paling baik dari manusia sudah tercemar oleh dosa.

Manusia dibenarkan oleh ketaatan dan kebenaran Kristus (Roma 5:19; 1 Petrus 3:18). Kehidupan Kristus yang sempurna itu diperhitungkan di dalam orang yang percaya kepada-Nya. Demikian pula kematian Kristus di kayu salib adalah untuk membayar lunas hukuman dosa manusia dan menyurutkan murka Allah atas manusia.

Benar bahwa kekudusan berhubungan dengan Kristus tetapi Ibrani 12:14 tidak berhubungan dengan kebenaran Kristus. Ayat ini sedang berbicara tentang kekudusan yang harus diusahakan orang percaya. Kedua segi kekudusan ini saling melengkapi karena orang percaya diselamatkan untuk menjadi kudus (1 Tesalonika 4:7; Efesus 1:4).

Kekudusan bukanlah syarat untuk memperoleh keselamatan melainkan suatu bagian dari keselamatan yang kita terima oleh iman di dalam Kristus. Keselamatan yang diperoleh menciptakan keinginan untuk menjadi kudus meskipun masih memakai tubuh yang berdosa. Dosa memang menjijikkan tetapi dengan adanya kesadaran diri sebagai manusia berdosa makin mendorong keinginan untuk hidup dalam kekudusan. Keinginan dosa hanya dapat dilawan dengan hidup kudus.

Ketika kita melakukan dosa maka Allah akan mendisiplinkan kita. Ini sesuatu yang baik agar kita dapat hidup dalam jalur kekudusan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekudusan diperlukan untuk kebaikan kita sendiri. Selain itu, kekudusan juga diperlukan agar pelayanan kita kepada Allah menjadi efektif (2 Timotius 2:21). Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *