“MAKA PULANGLAH MEREKA KE NEGERINYA MELALUI JALAN LAIN”

—- No.: 3/1/XXIV/2023 | Minggu, 15 Januari 2023 | Bahan: Matius 2:12  

Liburan Natal dan Tahun Baru membuat kemacetan parah menjadi sebuah fenomena yang biasa terlihat di beberapa kota beberapa waktu belakangan ini. Tak jarang polisi membuat sebuah “Pengalihan Jalan” untuk mengurai kemacetan yang ada. “Pengalihan Jalan” seringkali membuat para pengendara mobil menjadi marah dan jengkel, karena jalur yang diarahkan seringkali rusak dan menyusahkan untuk di lalui. Namun jalur yang susah dan tidak mengenakkan ini harus dilalui agar kita bisa tiba di tujuan kita dengan lebih cepat. Firman Tuhan yang kita baca juga mengisahkan sebuah “Pengalihan Jalan” yang dialami oleh para Orang Majus dalam kepulangan mereka dari Bethlehem.

Orang Majus datang ke Bethlehem dari negeri yang jauh di Timur. Bukan hanya jaraknya yang begitu jauh, boleh dikatakan bahwa perjalanan mereka adalah perjalanan yang penuh bahaya. Mereka rela mengorbankan waktu dan tenaga mereka dalam perjalanan yang sangat berbahaya dan melelahkan untuk bisa bertemu dengan Yesus. Namun bukan itulah yang menjadi highlight atau fokus utama dari kisah perjalanan orang majus ini.

Orang-orang Majus rela datang dari tempat yang begitu jauh, bahkan rela mengorbankan banyak hal bukan karena kekuatan dan kegagahan mereka sendiri, melainkan karena adanya “Campur tangan dari sang Ilahi.” Mereka sampai di Betlehem karena dituntun oleh sebuah Bintang, mereka bisa mengetahui di mana Yesus lahir karena diarahkan oleh Taurat Tuhan, dan diakhir perjalanannya pun mereka dijauhkan dari ancaman bahaya raja Herodes karena mereka mendengarkan arahan Tuhan, yang menyuruh mereka pergi melalui jalan lain di dalam mimpi mereka (Ayat 12). Semuanya merupakan bukti bahwa Tuhan turut campur tangan dan Ialah yang berkarya di balik kisah perjalanan para Majus. Namun ada satu hal yang juga penting di dalam kisah ini. Bahwa semuanya itu tidak akan bisa terjadi apabila orang-orang Majus tidak merespons arahan dari Tuhan. Tuntunan dari sang Ilahi itu dapat digenapi karena para majus ini mau taat dan memberi diri.

Sejak awal hingga akhir perjalanannya, firman Tuhan mencatat bahwa mereka taat dan memberi diri untuk dipimpin dan diarahkan oleh Tuhan. Sebuah ketaatan yang muncul karena adanya kerinduan untuk menyembah dan memberikan diri mereka kepada sang Raja yang telah lahir itu. Mungkin mereka belum sepenuhnya mengerti bahwa yang mereka sembah itu adalah sang Allah yang menjadi manusia, akan tetapi hati dan kaki mereka tidak sanggup untuk tidak menyembah seorang anak yang berada di hadapan mereka itu.

Kisah pertemuan orang-orang Majus dengan Kristus ini mengajak kita untuk merenungkan, bahwa sebuah “Pengalihan Jalan” yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita itu bertujuan untuk kebaikan kita sendiri. Jalan yang kita lalui mungkin susah dan begitu berat, terkadang kita harus keluar dari zona nyaman, bahkan perlu untuk berkorban. Akan tetapi semuanya itu terjadi bukan karena Tuhan jahat dan tidak memerhatikan kita, melainkan karena Tuhan turut campur tangan. Ia ingin menolong, dan memimpin kita untuk dapat melalui setiap masalah yang kita hadapi, serta bertumbuh menjadi seorang pribadi yang semakin serupa dengan-Nya. Akan tetapi agar semuanya itu bisa terjadi, kita sendiri juga harus mau mentaati dan menundukan diri kepada pimpinan sang Ilahi. Sebab itu, diawal tahun ini ingatlah bahwa ada Tuhan yang senantiasa memimpin dan menyertai! Dan tugas kita hanyalah mau memberikan diri serta mentaati arahan dari sang Ilahi.

Oleh: Sdr. Nicholas Evan Setiawan, S.Th.

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *