“LIDIA: PUAN NAN LUAR BIASA”

— No.: 17/4/XXV/2024 | Minggu, 28 April 2024| Bahan: Kisah Para Rasul 16:13-15 —

Puan memiliki arti: pertama, tempat sirih dari emas atau perak (biasanya dipakai oleh permaisuri atau pengantin perempuan). Arti kedua: empuan; perempuan; datuk – panggilan kepada istri datuk, nyonya (lawan dari tuan). Puan bersinonim  atau memiliki persamaan makna dengan kata lain seperti perempuan, hawa, wanita, cewek, nyonya, madam, dara, gadis, ibu, dayang, putri, wadon, dsb.

Lidia disebut sebagai Puan nan luar biasa. Lebih dari sekadar eksistensinya sebagai perempuan pengusaha kain ungu. Tidak diragukan lagi bahwa Lidia adalah seorang entrepreneur sukses pada zamannya. Pebisnis atau pengusaha adalah sebutan bagi orang yang terlibat dalam usaha yang bertujuan menghasilkan laba, umumnya dalam pengelolaan sebuah perusahaan, atau individu yang bisa menciptakan bisnis yang baru, bersedia menanggung sebagian besar risiko dan sebagai imbalannya bisa menikmati sebagian besar keuntungannya, atau juga seseorang yang melakukan proses menciptakan sesuatu yang baru agar bisa bernilai tambah dalam ekonomi.

Transformasi batin menghasilkan perubahan lahiriah (demikian kata  C.S.  Song).  Seperti  yang  terjadi  pada  Lidia.  Ia  telah  menjadi  figur teladan bagi orang percaya dalam peribadatan kepada Allah (ayat 14), kesungguhan hati mendengarkan Injil Yesus (ayat 14). Karena kesungguhannya tersebut, Tuhan Yesus secara khusus menjamah dan membuka hatinya untuk mendengarkan dan memperhatikan Injil dan menerima baptisan sebagai ikrar pertobatan dan iman (ayat 15). Lidia juga mengajak seisi rumahnya untuk menerima Injil dan akhirnya mereka dibaptiskan juga. Lidia adalah seorang perempuan yang mandiri secara ekonomi sebab ia seorang pengusaha kain. Ia tidak menggunakan kebebasan finasialnya  untuk  kepentingannya  sendiri.  Setelah  bertobat,  ia  belajar bahwa tujuan hidupnya tidak lagi untuk dirinya sendiri melainkan bersatu dan berpadanan dengan Tuhan Yesus. Ia menggunakan seluruh potensinya, yakni dengan menyediakan rumahnya sebagai pos bagi Paulus, Silas, dan Timotius untuk memberitakan Injil di Makedonia dan kota-kota sekitarnya. Beberapa waktu kemudian, rumah Lidia menjadi pos bagi Paulus dan Silas lagi,  setelah mereka berdua dibebaskan dari penjara (Kisah Para Rasul 16:40). Belas kasih dan nilai persaudaraan dalam Kristus telah meneguhkan dan menguatkan para rasul yang memberitakan Injil dan sekaligus mengalami berbagai tantangan dan penganiayaan. Amin.

Diringkas dari rancangan khotbah sinode GKMI bulan April 2024

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *