“SENANTIASA BERSAKSI”

— No.: 40/10/XXV/2024 | Minggu, 6 Oktober 2024| Bahan: Kisah Para Rasul 20:17-38

Perikop ini merupakan bagian dari kata-kata perpisahan Paulus kepada tua-tua Efesus. Sudah tentu karena perpisahan, kalimat-kalimatnya sangat penting untuk diperhatikan. Seperti diketahui bahwa Paulus telah menyelesaikan pekerjaan misinya yang ketiga dan pada saat ini dalam perjalanan kembali ke Yerusalem. Paulus mengerti bahwa waktunya terbatas, sudah dekat. Itulah sebabnya daripada menjumpai tua-tua di Efesus, Paulus mengundang mereka di Miletus (ayat 17).

Mengawali kata-kata perpisahannya, Paulus memperkenalkan (ulang) dirinya kepada para penatua Efesus: “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini” (ayat 18). Paulus tidak sedang membela dirinya, sebab memang tidak ada yang menuduhnya melakukan kesalahan. Para penatua yang mengetahui siapa Paulus dipersilakan untuk menilai hidup Paulus. Dengan mengatakan hal demikian, Paulus tidak sedang menyembunyikan dirinya. Hidupnya seperti buku terbuka, sebab mereka mengenal Paulus, mereka hidup bersama dalam waktu yang panjang dan melalui suka dan duka bersama.

Paulus telah melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati dan cucuran air mata di tengah-tengah penganiayaan yang datang dari orang Yahudi (ayat 19). Paulus melayani dengan rendah hati, maksudnya ia telah melayani Tuhan dengan penyangkalan diri. Bagi Paulus, yang terpenting dalam pelayanan adalah Kristus. Paulus siap mengalah sekalipun ia mempunyai kepentingan diri sendiri. Inilah kerendahan hati Paulus dalam pelayanannya. Sementara cucuran air mata dalam pelayanan yang diterima rasul Paulus bisa berupa penderitaan, pukulan, penjara, dan kesulitan lainnya.

Sekalipun dalam keadaan yang tidak mudah dalam melayani Kristus, Paulus tidak pernah melalaikan tugasnya untuk menyampaikan apa yang berguna bagi mereka, yakni mengajarkan kebenaran Firman Tuhan (ayat 20). Ketika para penatua mendengar dan tidak membantah hal ini, itu berarti bahwa perkataan Paulus adalah benar adanya.

Selanjutnya, Paulus menekankan pentingnya kalimat perpisahan ini, bahwa Paulus senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani agar mereka bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Kesulitan boleh ada, tetapi bila hati dan fokus pelayanan kepada Kristus maka bersaksi akan tetap dapat dilakukan. Senantiasa bersaksilah! Amin!

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *