“KOMUNITAS ORANG BERIMAN MENANGANI KETIDAK-ADILAN”

—- No.: 42/10/XIX/2018 | Minggu, 21 Oktober 2018 | Filipi 6:1-9  —-

Ketidakadilan dapat diartikan sebagai sebuah keberadaan yang tidak sesuai hukum. Hukum itu sendiri memiliki esensi kebenaran yang tidak memihak karena kebenaran adalah milik Allah dan Allah itu sendiri yang menyingkapkan diri-Nya. Berdasarkan penyingkapan [wahyu] Allah itulah kita hidup diikat dengan hukum-Nya karena kita adalah umat perjanjian Alllah. Jadi orang yang mengalami ketidakadilan, ada beberapa sebab. Pertama, ia tidak memiliki kebenaran yang sejatinya adalah Allah itu sendiri. Kedua, ia tidak memperlakukan sesamanya berdasarkan aturan yang disepakati. Ketiga, ia memiliki standar ganda tentang arti sebuah hukum yang sudah disingkapkan.

Paulus mengingatkan jemaat Korintus yang terpecah karena perselisihan. Ada kelompok favorit yang mereka sukai dan mengadudomba kelompok lain untuk memperlihatkan keunggulannya. Mereka terbagi dengan sebutan golongan Paulus, Apolos, Kefas/Petrus dan Kristus. Padahal gereja adalah Tubuh Kristus dan Kristus adalah Kepala sedangkan para rasul diutus untuk memberitakan dan mengajarkan Injil Tuhan Yesus Kristus. Andaikan perselisihan bukan karena motif yang tidak kudus, seperti melayani karena ada upah; tetapi melayani karena bersyukur bahwa Tuhan sudah menyelamatkan kita. Juga bukan karena perlakuan semena-mena kita kepada sesama, tetapi karena ada kebobrokan berjamaah yang Tuhan mau singkapkan di Korintus supaya mereka jangan menjadi penzinah tetapi penyembah Allah yang kudus. Jika kita merasa gentar dengan situasi dan kondisi ini mari kita belajar seperti Paulus yang sanggup memilah masalah melalui spiritualitas jalan salib.

Spiritualitas jalan salib identik dengan hati yang tidak mendua dalam menilai. Paulus tidak ingin tahu yang lain kecuali Kristus yang tersalib, 1 Korintus 2:2. Ketidakadilan, menjadi korban yang menderita dan teraniaya bahkan berujung kematian dipandangnya sebagai konsekuensi jalan salib. Sebuah anugerah yang tidak semua orang dapat, bandingkan dengan Filipi 1:29; 1 Petrus 2:19. Itu sebab Paulus kembali mengingatkan bahwa kita yang telah dibaptis, dikuduskan dan dibenarkan [ayat 11] akan menghakimi dunia [ayat 2], para malaikat [ayat 3] dan orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah [ayat 9a]. Marilah kita hidup sebagai umat perjanjian dan menjalankannya dengan penuh integritas karena untuk itulah kita dipanggil untuk menjadi teladan selaku murid Kristus.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *