“ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA”

— No.: 06/02/XXVI/2025 | Minggu, 09 Februari 2025| Bahan: Habakuk 2:1-5

Pernahkah kita merasa khawatir dengan masa depan? Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, dari kondisi ekonomi; kesehatan; hingga tantangan hidup lainnya. Ada kalanya kita bertanya-tanya, “Tuhan, di mana Engkau? Mengapa kejahatan dibiarkan merajalela?” Kita pasti berharap bahwa masalah kejahatan dan penderitaan itu akan segera berakhir. Hal inilah juga yang sedang dialami dan dirasakan oleh Nabi Habakuk.

Dalam Habakuk pasal 1, kita menemukan bahwa Habakuk sedang bergumul dengan pertanyaan yang mendalam kepada Tuhan. Ia melihat kejahatan dan ketidakadilan yang terjadi di Yehuda, lalu ia berseru kepada Tuhan, tetapi tampaknya Tuhan diam. Namun, Tuhan memberikan jawaban yang mengejutkan bahwa Dia akan menghukum Yehuda melalui bangsa Kasdim (Babel), yang bahkan lebih jahat dari Yehuda. Jawaban ini tentunya semakin membuat Habakuk bergumul, sebab apa yang menjadi jawaban Tuhan bukan berupa pembebasan bangsa Yehuda dari bangsa Kasdim seperti yang diharapkan oleh Habakuk. Jawaban Tuhan hanya dalam bentuk pengharapan pada masa yang akan datang, yaitu Tuhan akan memulihkan keadaan umat. Dalam sudut pandang manusia, mungkin jawaban Tuhan dianggap tidak memuaskan karena orang-orang Yehuda sudah dalam kondisi kritis. Mereka dijajah, dikepung, bahkan dianiaya oleh bangsa Kasdim. Mereka butuh pertolongan Tuhan secara konkret.

Namun cara berpikir manusia berbeda dengan rancangan Tuhan. Jawaban Tuhan tidak dapat ditafsir sebagai bentuk pengabaian terhadap umat-Nya. Ia selalu memikirkan apa yang terbaik untuk umat kepunyaan-Nya. Di balik jawaban itu, Tuhan menghendaki umat-Nya untuk bersabar dalam menjalani berbagai proses yang ada. Umat Allah harus belajar percaya bahwa mereka aman dalam tangan Tuhan yang perkasa.

Kitab Habakuk mengajari kita untuk memercayai bahwa Allah tetap bekerja dan bahwa Allah tidak pernah salah langkah dalam setiap kebijakan-Nya bagi umat-Nya. Dalam hidup kita, ada kalanya kita juga bertanya-tanya mengapa Tuhan belum bertindak atas pergumulan kita. Namun, Tuhan ingin kita bersabar dan tetap percaya bahwa rencana-Nya akan digenapi. Marilah kita memilih untuk hidup oleh iman dan percaya kepada Tuhan dalam segala keadaan, sebab “Orang Benar akan Hidup oleh Percayanya.”

Oleh: Bp. Nicholas Evan Setiawan

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *