“MENDIDIK ANAK DALAM KASIH DAN KEBENARAN”

—- No.: 28/7/XX/2019 | Minggu, 14 Juli 2019 | Amsal 29:15; Efesus 6:4 —-

Setiap orang tua memiliki cara mendidik anak yang diberikan Tuhan di tengah-tengah keluarga. Ada orang tua yang mendidik anak dengan disiplin yang sangat kuat, ada orang tua memberikan kebebasan kepada anak dan ada pula orang tua yang menyerahkan anaknya sepenuhnya ke lembaga pendidikan. Dalam keluarga Kristen, hal mendidik anak merupakan tanggungjawab yang harus serius untuk diperhatikan; sehingga tidak melalaikan Firman Allah dalam mendidik anak (Kejadian 18:19). Dalam bahasa Ibrani kata “pendidik” mengandung arti “pengabdian”. Orang-tua harus mengabdikan diri kepada Tuhan, untuk memberi didikan dan disiplin rohani kepada anak-anak mereka. Orang-tua harus mendorong anak-anak agar mereka sendiri mencari Allah dan dapat menikmati pengalaman-pengalaman rohani bersama Tuhan.

Bagaimana seharusnya orang tua mendidik anak dalam kasih dan kebenaran?

1. Memberikan displin kepada anak (Amsal 29:15)

Tujuan utama mendisiplinkan anak menurut jalan Tuhan adalah untuk mengajarkan suatu ketaatan dan rasa hormat kepada otoritas tertinggi agar ia tunduk kepada Tuhan. Meskipun orangtua mendidiknya untuk mendengar dan menaati nasihat mereka tetapi tujuan akhir dari semua itu adalah agar si anak memiliki ketaatan dan rasa hormat kepada Tuhan. Orangtua harus selalu menanamkan kepada si anak bahwa mereka mengajar dan mendisiplinkan anak atas perintah Tuhan. Oleh karena itu ketika ia nantinya menaati dan mendengarkan nasihat orangtuanya, ia juga harus menyadari karena ketaatannya kepada perintah Tuhan.

2. Orang tua menjadi teladan bagi anak (Efesus 6:4)

Menjadi teladan artinya menjadi sosok yang patut ditiru, dijadikan panutan  atau menjadi role model. Sebuah keteladanan yang ditampilkan orang tua akan jauh lebih efektif ketimbang bentuk-bentuk pengajaran yang hanya bersifat teori saja.

Rasul Paulus dalam surat menasihatkan kepada orang tua supaya menunjukkan sikap keteladanan, dengan tidak membangkitkan amarah pada diri anak-anak. Kata “membangkitkan” berarti membuat jadi jengkel, membuat tidak berdaya, memanas-manasi. Hal ini berarti dilakukan dengan cara yang salah, yaitu kuasa yang berlebihan, tidak masuk akal, kasar, tuntutan yang kejam, larangan yang tidak perlu. Anak-anak tidak akan bisa tampil menjadi anak yang baik di hadapan Tuhan, jika tidak mendapatkan keteladanan dari orang tuanya. Tidak ada jalan lain bagi kita selain harus terus berusaha menjaga kehidupan kita, tindakan, perbuatan dan tingkah laku kita sesuai dengan Firman Tuhan.

Dengan menerapkan Firman Tuhan sebagai dasar pendidikan kepada anak, kita akan menerima berkat dari Tuhan sebagai orangtua;  mendidik, mendisiplinkan dan menegur anak-anak dengan kasih akan membantu mereka untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan dan menceritakan kebaikan-kebaikan Tuhan yang ditemukan dalam keluarga.

“Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” 

 (Amsal 29:17)

 

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *