“KELUARGA ADALAH MINIATUR KERAJAAN ALLAH DI DUNIA”

—- No.: 30/7/XXII/2021 | Minggu, 25 Juli 2021 | Mazmur 145:8-21 —

Keluarga adalah gereja (komunitas) terkecil yang berwatak sorgawi. Artinya di dalam kehidupan keluarga keluar nilai-nilai yang terkandung di dalam sorga (kerajaan Allah). Keluarga yang demikian menjadikan Allah sebagai Raja yang melindungi, mengatur dan menjaga; juga Allah sebagai Gembala yang memelihara dan Allah sebagai Penjamin kehidupan kekal.

Daud mencatat berbagai kemurahan dan berkat Allah yang diterimanya. Mazmur 145 berisi puji-pujian atas segala berkat dan kemurahan Allah. Salah satu penanda bahwa keluarga terberkati adalah perasaan syukur dan pujian yang keluar dari realitas kehidupan yang sedang dijalaninya. Syukur dan pujian dinyatakan atas segala perkara di mana Allah campur tangan di dalamnya. Jika Allah campur tangan di dalam segala sesuatu, maka tidak ada pemisahan mana yang rohani dan yang tidak rohani (duniawi).

Keluarga sebagai gereja yang mengalami pemerintahan Allah harus menjadikan segala sesuatu sebagai “church thing” bukan “world thing.” Oleh karena itu keluarga harus hidup dalam semangat “churchly” yaitu semangat sebagai komunitas yang telah dipanggil keluar dari kegelapan, masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib, mengalami pemerintahan Allah yang mewujud dalam kasih, keadilan, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan, serta berani melangkah menjalani hidup sehari-hari dengan menghadirkan kerajaan Allah di dalam dunia.

Keluarga sebagai miniatur kerajaan Allah harus melihat bahwa segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini adalah wilayah pemerintahan Allah, di mana Ia berkuasa dan memerintah di sana dengan rahmat dan kebenaran-Nya. Keluarga harus menghadirkan pemerintahan Allah di dalam dunia ini. Wujud menghadirkan pemerintahan Allah adalah menjadikan hidup berkeluarga menjadi semakin hidup. Kegiatan dan aktivitas sehari-hari dipenuhi dengan semangat bahwa keluarga harus membawa kembali dunia milik Allah kepada-Nya dan menegakkan segala yang baik dan berkenan kepada Allah. Jangan pernah menjadi keluarga yang “heavenless” (tanpa sorga – tanpa Allah yang memerintah). Keluarga yang “heavenless” adalah keluarga yang percaya kepada Kristus melalui kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga, namun realitas tersebut tidak berdampak apapun pada hidup masa kini, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Amin

Disadur dari rancangan khotbah bulan keluarga sinode GKMI.

Oleh: Pdt. Eddy S.S.

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *