“HATI BUKAN SEKADAR HITUNG-HITUNGAN”

—- No.: 44/10/XXIII/2022 | Minggu, 30 Oktober 2022 | Bahan: Kisah Para Rasul 19:8-10

 Setelah Paulus berjumpa dengan beberapa orang percaya di Efesus, kemudian ia pergi mengunjungi rumah ibadat orang Yahudi. Paulus pernah mengunjungi rumah ibadat tersebut pada kunjungan nya yang pertama. Terakhir kali ia di sana, orang-orang Yahudi menyambutnya Bahkan waktu Paulus ingin pergi meninggalkan mereka, mereka mencoba meminta untuk jangan pergi lebih dahulu. Karena sudah ada relasi yang baik ini, Paulus kembali kesana dan berharap kali ini ada beberapa diantara mereka yang akan percaya pada Yesus sebagai Mesias.

Selama kurang lebih tiga bulan Paulus berusaha meyakinkan mereka, tetapi kenyataannya mereka menolak percaya pada Yesus. Bahkan, makin Paulus berbicara kepada mereka, makin mereka menjadi keras kepala.  Makin Paulus berbicara tentang Yesus dan Kerajaan Allah, makin mereka mengeraskan hati mereka.

Apa yang diharapkan Paulus bahwa hati mereka yang dahulu terbuka dan bisa menerima, ternyata yang terjadi kini berbanding terbalik. Dari yang tadinya hati yang baik sekarang hatinya keras. Ternyata hati manusia tidak dapat ditebak begitu saja. Hati bukan sekadar hitung-hitungan manusia. Perhitungan rasul Paulus tentang hati orang-orang Yahudi di Efesus kali ini meleset. Orang-orang Yahudi di Efesus mengeraskan hatinya. Mereka melihat kebenaran tetapi menolaknya. Mereka tidak lagi ragu, mereka tidak mau percaya begitu saja. Dapat dikatakan hati yang paling berbahaya adalah hati yang keras karena hati itu akan memaksakan kehendaknya. Tidak peduli lagi benar atau salah dan tidak peduli dampak perbuatannya terhadap orang lain. Jadi, hati yang keras adalah hati yang mementingkan diri sendiri.

Hati yang keras juga dapat dikatakan hati yang penuh dengan dendam. Tidak ada kata maaf. Hati yang keras berusaha membalaskan dendamnya dan tidak akan berhenti sampai niatnya kesampaian membalas dendam. Tidak heran, jika kita diperintahkan Tuhan menjaga baik-baik hati kita. Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Kita sesungguhnya tidak dapat menebak hati manusia karena apa yang ada di hati, hanya orang tersebut yang dapat mengetahuinya. Yang dapat kita lakukan agar hati kita tidak keras adalah dengan menjaganya dengan segala kewaspadaan.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *