“TAHU BERTERIMA KASIH”

—- No.: 9/2/XXIV/2023 | Minggu, 26 Februari 2023 | Bahan: Lukas 17:11-19 —

Penyakit kusta merupakan jenis penyakit yang tak terobatkan. Penyakit ini dianggap najis dan berbahaya, oleh sebab itu para penderita penyakit kusta harus diasingkan dari masyarakat. Demikian yang terjadi pada kesepuluh orang kusta yang datang menemui Tuhan Yesus dari kejauhan ketika Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju Yerusalem untuk meminta pertolongan. Mereka adalah orang-orang yang diasingkan. Tiada harapan untuk dapat kembali hidup normal bermasyarakat. Maka perlu mukjizat untuk kesembuhan penyakit mereka.

Tuhan Yesus mengabulkan permintaan kesepuluh orang kusta. Mereka diminta datang kepada imam-imam untuk memeriksa dan mengesahkan kesembuhan dari sakit kusta. Setelahnya, ada seorang dari sepuluh orang kusta yang sudah disembuhkan itu datang pada Tuhan Yesus untuk berterima kasih, mengucap syukur atas kesembuhannya. Inilah contoh orang yang tahu berterima kasih. Sementara sembilan lainnya, lupa atau tidak tahu berterima kasih.

Tahu berterima kasih menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan orang percaya. Mengapa? Sebab terima kasih yang sejati timbul dari kesadaran atas betapa tidak layaknya seseorang di hadapan Tuhan yang kudus dan adil. Bila kita menerima apa yang patut kita terima, sebenarnya kita hanya layak menerima penghukuman kekal. Jadi bila kita menerima keselamatan, sudah selayaknya kita berterima kasih kepada Tuhan.

Kata Yunani eucharistos pada ayat ke enam belas, yang diterjemahkan dengan mengucap syukur, selaras dengan sikap tahu berterima kasih. Artinya adalah “ingat akan pertolongan, berterima kasih.” Berterima kasih merupakan pondasi bagi perjalanan orang percaya bersama Allah dan dalam kehendak Allah bagi kita setiap hari (1 Tesalonika 5:18). Dengan berterima kasih di dalam segala hal, termasuk cobaan yang tak terduga, kekurangan fisik, cemooh dan aniaya, kebutuhan hidup sehari-hari, serta tekanan keadaan, kita akan memperoleh kasih, sukacita dan damai yang sejati.

Lebih lanjut, tahu berterima kasih bukan hanya urusan orang percaya dengan Tuhan saja, melainkan juga kepada sesama manusia. Orang-orang yang dipakai Tuhan untuk menjadi penolong kita adalah bagian dari rencana Tuhan, oleh sebab itu kita patut berterima kasih. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *