“SUKACITA MARIA: MELIHAT”

— No.: 50/12/XXIV/2023 | Minggu, 10 Desember 2023| Bahan: Lukas 1:39-45 —

Captain Marvel; Wonder Woman; Sri Asih; dan Saras 008, apa yang menjadi kesamaan dari keempat wanita ini? Mereka berempat sama-sama seorang Superhero Wanita yang memiliki kekuatan super, terkenal, dihormati oleh banyak orang, dan dianggap spesial oleh orang-orang yang di sekitar mereka. Firman Tuhan yang kita baca hari ini juga mengisahkan tentang hal yang serupa. Kedua wanita yang ada di dalam perikop ini merupakan Heroine atau Superhero Wanita versinya Lukas. Bedanya kedua wanita yang dianggap bak superhero oleh Lukas ini adalah dua orang wanita biasa, yang lemah, tidak dipandang oleh banyak orang, bahkan dianggap aib oleh beberapa orang di sekitarnya karena apa yang sedang terjadi dalam hidup mereka.

Perjalanan panjang sejauh 187 KM dari Nazaret ke Hebron untuk menjumpai Elisabet saudaranya, menjadi jalan yang ditempuh Maria meraih pengharapan untuk menghilangkan rasa aib itu. Maria mengetahui dari Malaikat Gabriel bahwa Elisabet pun mengalami keajaiban dalam kehidupan masa tuanya. Maria ingin menunjukkan perasaan hormatnya kepada Elisabet dan bayi di dalam kandungannya. Tetapi yang terjadi justru Elisabet lah yang menyatakan perasaan hormatnya kepada Maria. Dan bukan Elisabet, melainkan Maria lah yang dipenuhi kebahagiaan melalui pertemuan ini. Sebagaimana dikatakan Elisabet, Maria adalah perempuan yang diberkati karena diizinkan menjadi ibu dari Tuhan yang datang menjadi manusia. Bayi Kristus yang akan ada di dalam kandungan Maria inilah yang membuat Maria disebut berbahagia.

Rasa sukacita yang tak terbendung ini membuat Maria menaikkan pujiannya bagi Allah. Sehingga bukan dia, juga bukan Elisabet, tetapi hanya Allah lah yang layak menerima hormat dan puji-pujian. Elisabet menyadari kerendahannya dengan merasa tidak layak dikunjungi oleh Maria. Maria pun menyadari kerendahannya dengan merasa tidak layak dihormati oleh Elisabet. Maria sadar akan betapa kecil, hina, dan tidak layaknya dia. Maria juga sadar akan besarnya anugerah Tuhan sehingga dia boleh menjadi perempuan yang dipakai untuk melahirkan, merawat, dan membesarkan Anak Allah yang datang menjadi manusia. Maria bersukacita karena Maria dapat menyadari kelemahannya, dan melihat bahwa Tuhan dapat memakai  orang yang dianggap rendah; hina; dan tidak berpendidikan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya yang agung dan besar. Kiranya kita pun dapat melihat dan menyadari kelemahan-kelemahan kita. Sebab hanya melalui kelemahan lah Tuhan dapat memakai kita untuk melakukan pekerjaan-Nya yang akan memuliakan nama-Nya.

Oleh: Bp. Nicholas Evan Setiawan, S.Th.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *