“KETAMAKAN”

—- No.: 12/3/XXI/2020 | Minggu, 22 Maret 2020 | Lukas 12:15; 1 Timotius 6:6-10 —-

Pada waktu seseorang mengeluh karena tidak menerima bagian warisan yang adil dengan saudaranya, Yesus berkata: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan…” Peringatan Tuhan Yesus ini seharusnya menyadarkan kita semua betapa ketamakan harus dibuang jauh dalam kehidupan kita.

Apa yang dimaksud ketamakan? Kata ketamakan hanya muncul satu kali dalam Alkitab TB. Meski informasinya kata sangat minim tidak berarti ketamakan tidak penting. Ketamakan (pleoneksias) artinya keinginan serakah untuk memiliki lebih banyak. Apakah salah memiliki (harta dan kebendaan lainnya) lebih banyak? Tentu tidak! Tepat seperti yang dikatakan Tuhan Yesus: berjaga-jaga dan waspada karena ketamakan batasnya sangat tipis dengan memiliki lebih banyak.

Pada bagian yang berbeda, rasul Paulus menjelaskan ketamakan “ibadah kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Timotius 6:6). Rasa cukup menjadi batas dari ketamakan! Penegasan ini diulang lagi: “asal ada makanan dan pakaian, cukuplah!” (1 Timotius 6:8). Permasalahannya adalah “cukup” itu sendiri sangat relatif. Cukup bagi tiap-tiap orang berbeda. Apakah ini artinya orang Kristen tidak boleh menjadi kaya? Perhatikan 1 Timotius 6:9, “orang yang ingin kaya terjatuh dalam pencobaan.” Yang dikritik rasul Paulus bukan keinginan menjadi kaya tetapi orang jatuh dalam pencobaannya. Apa pencobaannya? Mengejar kekayaan dan melupakan hal lainnya; kesehatan, keluarga, ibadah, melalaikan norma-norma moral dan etika. Tujuannya hanya kaya. Titik.

Selanjutnya rasul Paulus mengingatkan akar dari segala kejahatan adalah cinta uang. Sumber dari ketamakan adalah cinta uang. Kita boleh memiliki uang dan bahkan uang yang sangat banyak, tetapi uang bukanlah tujuan akhir dari hidup kita.

Berpuas hati adalah jawaban yang tepat mengatasi ketamakan. Berpuas hati menyadarkan kita bahwa Allahlah yang sebenarnya kita perlukan dan menjadi tujuan hidup kita. Allah tidak pernah meninggalkan kita dalam situasi apapun. Berpuas hati menyebabkan kita dapat bersyukur dalam situasi yang sulit sedangkan ketamakan tidak pernah bisa bersyukur sekalipun dalam keadaan yang sangat baik. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *