“YA TUHANKU DAN ALLAHKU”
by Pdt. Eddy SS
—- No.: 17/4/XXI/2020 | Minggu, 26 April 2020 | Yohanes 20:28 —-
Yesus menampakkan kebangkitan-Nya kepada para murid. Sayangnya Thomas tidak hadir pada waktu itu. Thomas mendapat kabar dari rekan-rekan murid yang lain, tapi ia tidak begitu saja menerima kabar Yesus yang bangkit. Thomas tidak mau mempercayai sebelum ia menyaksikan dan mengalami sendiri.
Pada kesempatan yang berbeda, Tuhan Yesus kembali datang menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Kali ini Thomas hadir. Thomas yang semula meragukan kebangkitan Yesus, pada saat itu tidak perlu lagi melakukan cek fisik ke tubuh Yesus, meski Yesus memerintahnya. Ia hanya dapat berkata Ya Tuhanku dan Allahku!
Ungkapan dan pemahaman yang penuh tentang Kristologi dari seorang Thomas. Pengenalan dan imannya sangat kontras dengan pengalaman hidupnya pada waktu mengikut sebagai murid. Ia gagal paham ketika Yesus akan membangkitkan Lazarus ia berkata “Mari pergi untuk mati bersama Yesus” (11:16). Yang terjadi sebenarnya tidaklah demikian. Peristiwa kedua pada waktu Yesus mengajar murid-murid tentang di rumah Bapa banyak tempat. Thomas berkata “kami tidak tahu kemana Engkau pergi, bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kegagalan Thomas memahami siapa sebenarnya Yesus terjawab tuntas. Ia sekarang mengerti siapa Yesus yang selama ini menjadi gurunya.
Ya Tuhanku dan Allahku, kalimat “keakuan” dari Thomas. Cerminan dari imannya. Yesus Kristus menjadi milik pribadi yang sangat berharga. Kebangkitan Tuhan Yesus memberi cara pandang baru tentang Tuhan.
Tuhan: Kurios-Lord dan Allah: Theos-God tidak dimaksudkan lebih tinggi satu dengan lainnya. Pemahaman lengkap dari keduanya membawa Thomas belajar mempercayai sekalipun tanpa melihat.
Lebih lanjut, “Tuhanku” dipakai sebagai gelar awal pasca kebangkitan Tuhan Yesus (Roma 10:9; 1 Korintus 12:3; Filipi 2:9-11). Pengakuan Thomas bukan pengakuan receh. Ia sungguh-sungguh mengerti siapa Tuhan dan Allahnya. Pemahaman yang benar inilah yang memampukannya mewartakan Injil Kristus ke India. Sekalipun menempuh jalan salib ia tidak pernah ragu lagi. Jalan kematian bukan akhir dari hidupnya karena kebangkitan menantikannya. Amin.
Oleh: Pdt. Eddy SS
Recommended Posts
“MEMBACA TANDA-TANDA ZAMAN”
May 10, 2025
“MEMBERITAKAN KEPERKASAAN TUHAN”
May 03, 2025
“MENJADI GEMBALA BUKAN UPAHAN”
April 26, 2025