“HAL BERDOA – PART 5”

—- No.: 45/11/XXI/2020 | Minggu, 8 November 2020 | Matius 6:13 —-
Seperti anak kecil yang menyukai permen, seperti itu juga kita menyukai dosa. Di dalam menghadapi pencobaan, kedagingan kita susah sekali untuk menolak godaan yang ada di hadapan kita. Oleh sebab itulah Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.”
Bagi banyak orang kata “Pencobaan” seringkali dianggap kurang baik, dan bermakna negatif. Namun di dalam Perjanjian baru, kata Pencobaan sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu “peirazô” yang berarti “test” atau “menguji” dalam bahasa Indonesia. Kata ini dipakai bukan dalam arti menggoda seseorang agar berbuat jahat, melainkan lebih dalam lagi karena mencakup makna menguji atau mencoba ketahanan, kesetiaan seseorang. Sebab, Allah tidak pernah mencobai kita, namun ia mengijinkan kita mengalami hal itu untuk menguji, memurnikan, dan membuat iman kita kepada-Nya semakin bertumbuh. Selanjutnya, dalam ayat ini Tuhan Yesus mengaitkan antara kata “pencobaan” dengan kata “jahat,” tentu yang dimaksud bahwa setiap orang percaya merupakan sasaran khusus dari Iblis yang adalah si Jahat. Namun kita juga tidak boleh mengabaikan “keinginan jahat” yang ada dalam diri setiap kita (natur manusia berdosa).
Mudah sekali bagi kita untuk menyalahkan Tuhan, atau orang lain untuk keinginan jahat kita yang kita miliki. Akan tetapi Yakobus menyatakan dengan jelas bahwa “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa;” (Yak. 1:13-15a). Allah tidak pernah mencobai kita. Iblislah yang mencobai, dengan cara menuduh; merayu; bahkan memancing kita, namun iblis tidak bisa membuat kita berdosa. Keinginan jahat kita lah yang membuat kita berdosa dan memimpin kita kepada kehancuran.
Oleh sebab itulah Yesus mengajarkan kita untuk mendoakan ayat 13 ini. Pendeta John McArthur memparafrasekan ayat ke-13 ini menjadi demikian, “Tuhan kalau Engkau dapat menghindarkan aku dari pencobaan ini, tolong lakukanlah! Tapi kalau memang aku harus melalui pencobaan ini, maka tolong jauhkan aku dari kemungkinan untuk berbuat dosa.” Sebab, kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri. Hanya iman kepada Tuhan saja yang dapat menjauhkan kita daripada pencobaan. Hanya Tuhan lah yang dapat menyelamatkan kita dengan membawa kita keluar dari pencobaan, menghilangkan pencobaan dari hidup kita, atau bahkan memberikan kita kekuatan untuk melewati pencobaan itu dan memakainya untuk menguji dan memurnikan iman kita kepada Dia. Kiranya Roh Kudus dapat terus menolong kita untuk terus percaya dan berserah kepada Tuhan dalam menghadapi setiap pencobaan yang ada.
Oleh: Ev. Nicholas Evan Setiawan
share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *