“HATI YANG MEMULIHKAN”
by Pdt. Eddy SS
—- No.: 8/2/XXIII/2022 | Minggu, 20 Februari 2022 | Markus 8:22-26 —
Kisah ini terjadi di Betsaida, tempat di mana Yesus melakukan beberapa mukjizat tetapi komunitasnya tidak menanggapi Sang Mesias dengan iman. Akibatnya Yesus pernah menyatakan kecaman terhadap tempat itu (Lih. Matius 11:21).
Ketika Yesus tiba di Betsaida terbukalah kesempatan bagi sejumlah orang untuk membawa seorang teman mereka kepada Yesus. Agak tidak lazim ketika orang datang pada Yesus bukan atas kemauannya sendiri. Berbeda dengan orang kusta (Markus 1), perwira Romawi (Matius 8), Yairus (Markus 5) dan perempuan yang menderita pendarahan (Markus 5) dimana mereka semua datang atas kehendak/kemauan sendiri. Mereka menyatakan kebutuhan dan mengajukan permohonannya kepada Yesus. Yang terjadi pada orang buta ini tidak demikian. “Orang” (maksudnya: mereka/beberapa orang) membawa kepada Yesus seorang buta untuk menyembuhkannya. Orang buta itu tidak disebut mengeluarkan sepatah kata pun. Apakah ia tidak antusias ketika dibawa kepada Yesus? Entahlah. Yang pasti orang buta itu hanya terdiam.
Yang terjadi berikutnya, tanpa mengatakan sesuatu apapun, Yesus meraih tangan orang buta itu dan memaksa membawanya keluar dari kampung. Orang buta itu dibawa menjauh dari teman-temannya, dibawa keluar dari tempat yang memberikannya kenyamanan.
Tindakan Yesus yang tidak lazim itu dilanjutkan dengan sesuatu yang bahkan tidak lazim. Yesus meludahi mata orang buta tersebut! Tindakan Yesus masih berlanjut dengan sesuatu yang tidak lazim, yaitu Yesus bertanya kepada orang buta itu apakah ia sudah bisa melihat? Dari banyak peristiwa mukjizat yang dilakukan Yesus, mukjizat itu ditampilkan tuntas. Maksudnya, urusan yang sudah beres dan tidak bisa diganggu gugat. Sembuh ya sembuh. Titik. Tetapi kali ini Yesus bertanya kepada orang buta itu, apakah ia sudah sembuh. Menariknya, orang buta itu menjawab sudah bisa melihat orang tetapi tampak seperti pohon. Kemudian Yesus kembali meletakkan tangan-Nya ke mata orang buta itu dan sembuhlah ia.
Mukjizat Yesus yang dilakukan di Betsaida tidak membawa pengaruh yang kuat, maka Yesus melarang orang buta itu kembali ke kampung. Meskipun tidak membawa dampak yang luas tetapi Yesus tetap saja melakukan mukjizat sebab hati-Nya adalah hati yang memulihkan. Amin.
Oleh: Pdt. Eddy S.S.
Recommended Posts
“HIDUP BERDASARKAN IMAN!”
March 15, 2025
“AWASILAH DIRIMU DAN AWASILAH AJARANMU!”
March 08, 2025
“JIKALAU ENGKAU ANAK ALLAH”
March 01, 2025