“BERITAKAN INJIL DALAM SEGALA KESEMPATAN”

—- No.: 22/5/XXIII/2022 | Minggu, 29 Mei 2022 | Bahan: 2 Timotius 4:1-5 —-

Kita melihat bahwa Rasul Paulus adalah sosok pelayan Kristus yang dalam menjalankan tugas pelayanannya, ia melakukan dengan sungguh-sungguh. Keseriusannya dalam melayani ini diharapkan dapat diteladani oleh Timotius yang adalah anak didiknya. Pemberitaan Injil bukan hanya menjadi tugas para pelayan Kristus tetapi juga tugas dari pada umat Tuhan. Apakah yang menjadi alasan mengapa kita harus memberitakan Injil dalam segala kesempatan? Setidaknya ada 3 alasan yang terdapat pada 2 Timotius 4:1-5.

  1. Perintah Allah (ayat 1-2)

Perintah untuk memberitakan Injil bukan berasal dari Paulus, tetapi dari Allah (Lih. Matius 28:18-20). Begitu juga cakupannya, bukan hanya di tujukan kepada Timotius, tetapi juga di tujukan kepada setiap orang percaya, karena orang percaya adalah Imamat yang rajani seperti di katakan dalam 1 Petrus 2:9

  1. Masih ada orang yang mendengarkan berita Injil (ayat 3-4)

Mengapa Injil harus diberitakan dalam segala kesempatan? Karena masih ada orang yang mau dan bersedia untuk mendengarkan Injil. Karena adanya bidah mungkin akan masuk ke dalam jemaat, yang olehnya pikiran banyak orang kristen akan dirusakkannya “karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat” oleh sebab itu, gunakan waktu yang ada sekarang ini untuk memberitakan Injil selagi mereka bersedia dan mau menerimanya.

  1. Mengubahkan kehidupan (ayat 5)

Keadaan manusia di saat Paulus menuliskan surat ini, sedang mengalami kemerosotan moral. Kemerosotan moral yang sedang terjadi saat itu adalah manusia mencintai dirinya sendiri, menjadi hamba uang, pendusta, bohong dan seterusnya (dapat dibaca dalam 2 Timotius 3:1-9). Rasul Paulus menegaskan bahwa kemerosotan moral itu dapat diantisipasi melalui pemberitaan Firman Tuhan yang akan mengubah kehidupan bagi siapa saja yang dengan segenap hati mendengarnya. Itu artinya bahwa Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab dapat mengubahkan hidup manusia. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy S.S.

(Disadur dari rancangan khotbah Minggu ke-5 bulan misi sinode GKMI)

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *