“KECAKAPAN MENGELOLA SUMBER-SUMBER DAYA (RESOURCEFULNESS)”
—- No.: 25/6/XXIV/2023 | Minggu, 18 Juni 2023 | Bahan: Amsal 10:4-5 —
Mengapa perlu kecakapan mengelola sumber-sumber daya?
Tema Khotbah tersebut didasari oleh Amsal 10:4-5. Amsal 10-15 berisi berbagai nasehat tentang sifat, perilaku, dan tindakan orang benar dan orang fasik yang berlawanan. Demikian pula dengan dampak dan buah-buahnya: orang benar menghasilkan kebaikan dan kebajikan, sebaliknya orang fasik menghasilkan kemalangan dan kejahatan.
Amsal 10:4-5 mengatakan: “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; siapa tidur pada waktu panen membuat malu.” Penulis Amsal mengingatkan bahwa kemiskinan adalah hasil dari pekerjaan tangan yang lamban. Kemiskinan bukan urusan angka semata, tetapi juga merupakan produk dari suatu cara pandang (mindset). Seseorang bisa memiliki sedikit saja harta kekayaan yang fana, tetapi dia merasa hidup berkecukupan. Demikian pula, seseorang bisa saja memiliki harta kekayaan yang berlimpah, namun tidak pernah merasa cukup. Selalu merasa kurang. Dan kemiskinan ini merupakan suatu hasil dari suatu proses: pekerjaan tangan yang lamban.
Sebaliknya, kekayaan merupakan produk dari pekerjaan tangan orang yang rajin. Dalam suatu duel tangan kosong, ‘tangan yang rajin’ akan menghajar ‘tangan yang lamban’ habis-habisan. Kerajinan mengimplikasikan niat untuk berupaya. Kamus Bahasa mendefinisikan ‘rajin’ sebagai memiliki atau menunjukkan kepedulian dan ketelitian dalam pekerjaan atau tugas. Jelaslah, bukan keberuntungan, undian, takdir, atau pilih kasih yang mendatangkan kekayaan, melainkan kerajinan.
Amsal 10:5 berkata, “Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; …” Kerajinan mengimplikasikan persiapan yang matang. “… siapa tidur pada waktu panen membuat malu.” Tangan yang lamban menunjukkan sikap yang reaktif, tidak proaktif. Tanpa persiapan. Kita dipanggil untuk menjadi ‘rajin’: memiliki atau menunjukkan kepedulian dan ketelitian dalam pekerjaan atau tugas. Jangan sampai peluang tiba, tetapi karena kondisi kita tidak siap, kita menyia-nyiakan peluang tersebut. Ini alasan mengapa kita perlu cakap dalam mengelola sumber-sumber daya.
Apa itu kecakapan mengelola sumber-sumber daya?
Amsal 13:11 mengatakan: “Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.” Bersama dengan Amsal 10:5, kedua ayat tersebut bergayung sambut dengan kebijaksanaan lokal kita: “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.” Definisi dari resourcefulness adalah: kemampuan menemukan cara cepat dan cerdas untuk mengatasi kesulitan. Singkatnya: orang yang resourceful adalah orang-orang yang kreatif dan inovatif. Orang-orang yang agile atau adaptif. Mereka memiliki kemampuan untuk unlearn. Selalu mengikuti perkembangan zaman: apakah ada pendekatan, cara, teknologi yang lebih canggih, mudah, cepat, akurat, dan bermanfaat.
Bagaimana caranya mengembangkan kecakapan mengelola sumber-sumber daya?
Amsal 10:4-5 mengingatkan agar kita beroleh hikmat. Menjadi orang-orang yang proaktif. Sigap dan tanggap dalam merespons berbagai situasi dan kondisi, sehingga dapat terus beradaptasi melakukan perbaikan-perbaikan maupun terobosan-terobosan berkelanjutan.
Gunakan kerangka SCAMPER, untuk membantu kita mengingat-ingat dan mencermati. Apakah ada proses, produk/layanan, alat, maupun cara kerja yang dapat kita: Substitue, Combine, Adapt, Modify, Put to other use, Eliminate, atau Reverse … agar kinerja kita meningkat?
Matius 7:7-8 menasehati: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” SCAMPER adalah alat bantu kita untuk mencari agara mendapatkan kinerja lebih baik, yang kita butuhkan.
Sebagai Khalik langit dan bumi, Allah bisa mengerjakan semuanya sendiri. Tapi Dia meneladankan co-creation dengan umat manusia. Untuk menjadi pengelola sumber-sumber daya yang cakap kita juga perlu membangun kemampuan untuk berkolaborasi dengan sesama: belajar saling percaya, menghargai, menolong, melengkapi, dan bekerja sama untuk mengoptimalkan semua sumber daya yang dipercayakan kepada kita.
Akhirnya, jangan lupa bahwa semua keberhasilan dan pencapaian kita, merupakan pemberian Tuhan. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” – AMIN.
Oleh: Bp. Theodore S. Pribadi
Recommended Posts
“AKWILA DAN PRISCILA: SEJOLI PELAYANAN INJIL”
October 11, 2024
“SENANTIASA BERSAKSI”
October 03, 2024
“GRATIA EXCEDIT TERMINOS (Anugerah Mengatasi Batas)”
September 26, 2024