“SEPERTI APA ORANG TUA YANG SALEH?”

— No.: 12/3/XXV/2024 | Minggu, 24 Maret 2024| Bahan: 1 Samuel 1:27-28—

Hana hanyalah seorang perempuan biasa. Ia bukanlah seorang imam, nabi, ataupun seorang ahli Taurat. Namun Hana adalah seorang yang saleh. Ia adalah seorang Pejuang Doa yang  mau bergulat dengan imannya. Dan Tuhan ingin agar kita juga dapat meneladani teladan iman Hana ini, dan menjadi orang tua-orang tua yang saleh seperti Hana. Pertanyaannya, seperti apa orang tua yang saleh itu?

KBBI memberikan pengertian orang yang “Saleh” sebagai orang yang “taat dan beriman.” Dan sebagai orang tua yang “Saleh”, ada sebuah perintah penting yang Tuhan berikan kepada kita para orang tua. Dalam Ulangan 6:7-9 Firman Tuhan berkata “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu.” Kita sebagai orang tua bertugas untuk mendidik anak-anak kita. Orang tua harus mengajarkan anak-anaknya tentang Allah yang telah menciptakan kehidupan, serta membimbing mereka untuk menemukan arah dan tujuan hidupnya agar tidak terhilang di tengah dunia yang tersesat ini.

Sebagai orang tua, kita harus selalu mengingat dan mengajarkan bahwa ada rencana Allah yang jauh lebih penting daripada keinginan mereka dan kita sebagai orang tua. Dan inilah yang dilakukan Hana terhadap Samuel, anaknya. Hana sadar bahwa anaknya bukanlah “aset” dan ia tak memiliki hak milik atas mereka. Sebab anak-anak kita sejatinya adalah kepunyaan Tuhan yang dititipkan dan dipercayakan oleh Sang Pencipta kepada kita. Melalui doanya kita melihat bahwa Hana menyadari hidupnya bukan tentang dirinya, tetapi tentang Tuhan. Tiga kali ia menyebut dirinya “hamba Tuhan” dalam satu kalimat doa (1 Samuel 1:11). Kemudian kita juga melihat betapa teguhnya iman Hana kepada Tuhan. Tidak mudah baginya untuk mempersembahkan buah hati yang selama ini ia nantikan untuk melayani Tuhan seumur hidupnya. Namun Hana percaya penuh kepada Tuhannya, sang “Tuhan Semesta Alam” yang ia sembah. Dan Hana lebih mengasihi Tuhan daripada anaknya.

Inilah yang Tuhan juga rindu untuk kita lakukan sebagai orang tua di dalam keluarga kita, untuk menjadi orang tua-orang tua yang saleh bagi anak-anak kita. Sebab didikan yang paling berpengaruh dalam hidup anak bukan sekadar nasihat yang berulang-ulang, namun juga oleh kisah nyata dan teladan para orang tua yang didasari oleh kasih sayang terhadap anak. Sebelum merindukan anak-anak yang saleh, kiranya kita terlebih dahulu menjadi orang tua yang saleh, yang mampu “melakukan sebelum mengajarkannya” kepada anak-anak kita. Sehingga anak-anak yang telah dipercayakan Allah kepada kita dapat terus bertumbuh dan bertambah-tambah dalam kasih dan pengenalan akan Tuhan, melalui kasih dan teladan yang kita sampaikan. Kiranya Tuhan menolong kita.

Oleh: Bp. Nicholas Evan Setiawan, S.Th.

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *