“MERENUNGKAN FIRMAN-NYA: BERBAHAGIA”

— No.: 03/01/XXVI/2025 | Minggu, 19 Januari 2025| Bahan:Mazmur 1:1-6

Aristoteles, seorang Filsuf ternama menyatakan bahwa manusia memiliki sebuah tujuan akhir yang harus dicapai dengan cara apapun. Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh Manusia ini ia sebut dengan “Eudaimonia” atau yang biasa kita sebut dengan “Kebahagiaan”. Tak heran jika setiap kita selalu mengejar hidup yang bahagia, karena seperti yang Aristoteles katakan, sejatinya manusia adalah pencari “Kebahagiaan.”

Seringkali orang Kristen merasa malu dengan hasrat mereka untuk bahagia, hasrat tuk mencari kepuasan atau kenikmatan dalam hidup mereka. Banyak orang berpikir bahwa “menjadi Kristen berarti harus menolak kesenangan agar bisa menyenangkan Tuhan.” Pada kenyataannya, Tuhan tidak pernah melarang kita untuk berbahagia. Bahkan Alkitab menyatakan bahwa kesenangan terbesar yang dapat dialami manusia ditemukan dalam pengenalan akan Tuhan dan Firman-Nya. Itulah pesan dari Mazmur 1 ini, bahwa seperti pohon di tepi sungai, hidup kita akan berbuah dan berbahagia jika kita terus terhubung dengan sumber kehidupan sejati.

Mazmur 1 menunjukkan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang “Menjauhi Jalan Orang Fasik” (Mazmur 1:1). Orang berbahagia menjauhkan diri dari tiga langkah dosa: berjalan menurut nasihat orang fasik, berdiri di jalan orang berdosa, dan duduk dalam kumpulan pencemooh. Pemazmur menggambarkan bagaimana kita akan mengalami kemunduran rohani jika kita terpengaruh oleh lingkungan buruk. Kemudian pemazmur juga menyatakan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang “Menikmati Firman Tuhan dan berakar di dalam-Nya” (Mazmur 1:2-4). Kunci kebahagiaan sejati adalah mencintai Firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Merenungkan Firman berarti memahami, memikirkan, dan menerapkannya.

Orang yang berbahagia seperti pohon yang subur dan berbuah. Sebaliknya, orang fasik seperti sekam yang ringan dan mudah hilang. Ketika hidup berakar dalam Tuhan, kita menjadi kuat, stabil, dan menghasilkan buah pada waktunya. Sebab itu, pastikan bahwa Firman Tuhan menjadi prioritas kita setiap hari. Sebab, seperti pohon yang membutuhkan air, kita membutuhkan Firman Tuhan untuk bertumbuh dan menghasilkan buah.

Mengejar kebahagiaan adalah mengejar Tuhan, dan mengejar Tuhan adalah mengejar kebahagiaan. John Piper, seorang teolog; pendeta, dan penulis dari buku “Desiring God” mengatakan bahwa, “Tuhan paling dimuliakan dalam hidup kita, ketika kita merasa puas di dalam Dia.” Piper mengatakan bahwa kita memuliakan Tuhan dengan menikmati-Nya. Dengan demikian, ketika kita mencari kebahagiaan, kesenangan, dan kenikmatan dalam Tuhan, maka pada saat itu juga kita memuliakan-Nya. Pertanyaannya, sudahkah kita menginvestasikan waktu dan energi kita untuk memelihara relasi yang intim dengan “Sumber Kebahagiaan” kita?

Bp. Nicholas Evan Setiawan

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *