“MENJAGA DIRI, MENJAGA JEMAAT”
— No.: 22/06/XXVI/2025 | Minggu, 01 Juni 2025| Bahan: Kisah Para Rasul 20:17-38 –—
Bagian dari perjalanan misinya yang ketiga, Paulus tinggal di Efesus selama tiga tahun. Paulus menyampaikan pesan perpisahan kepada para penatua Efesus. Paulus menekankan kesetiaan dalam memberitakan Injil, kesadaran akan tantangan yang dihadapi, dan pentingnya menjaga jemaat dari ajaran sesat. Paulus selalu konsisten dalam pelayanan. Dia selalu menjaga diri dan menjaga jemaat yang dilayaninya. Ada tiga hal penting yang dilakukan Paulus dalam pelayanan.
Pertama, menyatakan kasih kepada jemaat ayat 17-18. Paulus melakukan perjalanan dari Efesus ke Miletus dalam perjalanannya kembali ke Yerusalem. Jarak tempuh dari Miletus ke Yerusalem sekitar 300-350 mil=480-560 km. Perjalanan ini memerlukan waktu sekitar 1-2 minggu, tergantung pada cara transportasi dan kondisi jalan. Di Miletus, Paulus memberikan nasehat dalam perpisahannya. Perjalanan ini memiliki makna penting dalam perjalanan misionaris Paulus, karena ia memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan nasihat kepada para pemimpin jemaat di Efesus.
Kedua, memiliki kerendahanhati ayat 19-20. “Dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan….” Kunci keberhasilan Paulus dalam pelayanan adalah kerendahan hati. Dengan memiliki sikap kerendahan hati, Paulus mampu melewati setiap tantangan dalam pelayanan. Paulus sadar, tugas yang diembannya tidak mudah. Ia banyak menghadapi berbagai tantangan pelayanan: dimusuhi, dipenjara sampai ancaman pembunuhan. Nyawa menjadi taruhan terburuk yang dihadapi Paulus. Walaupun dalam pelayanan Paulus banyak mencucurkan air mata, namun semuanya dapat dilalui. Paulus tidak menjadi lemah, tidak tawar hati. Kerendahan hati Paulus membuat dirinya menjadi setia menjalankan pelayanannya. Paulus tahu, bahwa apa yang diberitakan untuk kemuliaan Tuhan. Keagungan dan Kebesaran Tuhanlah yang menjadi tujuan pelayanan Paulus. Paulus tidak pernah menyombongkan diri. Karakter pelayanan Paulus ini yang memampukan dia melihat setiap tantangan menjadi sukacita pelayanan.
Ketiga, menuruti perintah Tuhan (22-24). Paulus memiliki keyakinan terhadap Roh Kudus. Paulus menyebut dirinya adalah “tawanan Roh Kudus.” Kata “tawanan” dalam bahasa Yunani berarti “diikat, dibelenggu.” Hubungan Paulus dengan Roh Kudus sangat kuat sehingga Roh Kudus menyatakan kepada Paulus pergi dari kota ke kota (ayat 23). Menjadi “tawanan Roh Kudus” dalam konteks Kristen berarti sepenuhnya menyerahkan diri kepada pimpinan dan kuasa Roh Kudus, hidup dalam ketaatan dan ketergantungan pada Allah, serta berjuang untuk mewujudkan kehendak-Nya di dalam kehidupan hari lepas hari.
Paulus, seorang pelayan yang sangat berpengaruh dalam sejarah Kekristenan, dikenal karena dedikasinya yang luar biasa dalam menyebarkan Injil dan membangun gereja. Paulus selalu menempatkan kehendak Tuhan di atas segalanya dan memberikan hidupnya secara utuh untuk pelayanan. Ia tidak pernah menyerah dalam memberitakan Injil, bahkan menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan.
Oleh: Pdt. David Sarju Sucipto
Recommended Posts
“ORANG INI TIDAK BERBUAT SESUATU YANG SALAH”
June 21, 2025
“APA YANG KUTULIS, TETAP TERTULIS”
June 07, 2025
“PEKERJA-PEKERJA TUAIAN”
May 24, 2025